ekertas merupakan blog indonesia. jangan biarkan segala produk bangsa ini dicomot oleh negara lain!!!! jika ada yang ingin anda ketahui tentang artikel di blog ini, harap anda mengisi comment. jika anda ingin beriklan disini, harap email ke ekertas@yahoo.com!!!

Rabu, 05 Desember 2007

Akibat Larangan Terbang Pesawat Indonesia Tak Dicabut

Laporan JPNN, Jakarta

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperlihatkan nasionalisme yang kental. ”RI 1” itu melakukan protes terselubung, atas perpanjangan larangan terbang maskapai Indonesia ke Uni Eropa. Protes dilakukan dengan menunda rencana kunjungan kerja ke Eropa hingga larangan terbang dicabut.

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menjelaskan, Presiden SBY awal 2008 dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara Eropa guna memenuhi undangan Presiden Uni Eropa Jose Manuel Barroso. Selain berkunjung ke pusat pemerintahan Uni Eropa di Belgia, Presiden SBY juga dijadwalkan mengunjungi Polandia. Namun, larangan terbang maskapai Indonesia ke Benua Biru itu membuat presiden memutuskan menunda lawatan hingga pesawat Indonesia diperbolehkan mendarat di wilayah Uni Eropa.

“Karena menghormati pendapat Uni Eropa, Presiden SBY menyatakan menunda kunjungannya ke Eropa. Presiden menyatakan hanya akan mengunjungi Eropa menggunakan flight carrier kita (Garuda Indonesia, red),” jelas Jusman usai mendampingi Wapres Jusuf Kalla membuka National Ocean Summit 2007 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (4/12).

Penundaan lawatan ke Eropa disampaikan langsung Presiden SBY ketika Ahad (2/12) lalu Jusman mendadak dipanggil ke kediaman pribadi presiden di Puri Cikeas Indah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Presiden ketika itu menanyakan tentang keputusan Komisi Uni Eropa memperpanjang larangan terbang maskapai Indonesia pada 28 November lalu yang dilansir pada 6 Juli silam. Tak hanya larangan terbang, Uni Eropa juga memperingatkan warganya untuk tidak menggunakan maskapai Indonesia.

Kepada Presiden SBY, Jusman memaparkan alasan perpanjangan larangan terbang selama tiga bulan yang disampaikan dalam surat resmi Komisi Uni Eropa pada Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan.

Dalam suratnya, kata dia, Uni Eropa mengaku terdapat perbaikan upaya meningkatkan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia. Namun, mereka mengaku masih membutuhkan waktu untuk meyakini perbaikan yang dilakukan otoritas penerbangan sipil dan maskapai Indonesia bersifat permanen.

Presiden SBY melakukan protes terselubung karena Uni Eropa mengabaikan desakan agar mencabut larangan terbang bagi maskapai Indonesia. Desakan itu disampaikan Presiden SBY ketika menerima Presiden Uni Eropa Jose Manuel Barroso di Istana Merdeka (23/11) silam.

Ketika itu, Presiden meminta Uni Eropa tidak mengambil keputusan secara sepihak dan memberi asistensi teknis pada pemerintah dan maskapai Indonesia sehingga mampu memenuhi standar keamanan dan keselamatan penerbangan yang disyaratkan Uni Eropa.

Sementara itu, Ketua Keamanan dan Keselamatan Asosiasi Maskapai Nasional Indonesia (Indonesian National Air Carrier Association/INACA), Novianto Herupratomo mengatakan, bahwa pemerintah seharusnya tidak melakukan tindakan balasan kepada Uni Eropa.

Menurutnya, larangan terbang dari Eropa itu tidak bersifat politis maupun ekonomi, tapi lebih bersifat teknis. ‘’Nggak perlu balas memboikot, sebaiknya lakukan perbaikan teknis saja sesuai action plan,’’ ujarnya.

Novianto yang juga menjabat sebagai Vice President Corporate Quality & Safety Garuda Indonesia menilai, larangan terbang dari Uni Eropa tersebut lebih ditujukan kepada entitas negara, bukan maskapainya. Terbukti, tidak satupun maskapai yang masuk Kategori I terlepas dari larangan terbang itu. Lalu mengapa larangan itu sampai sekarang belum dicabut, meskipun telah banyak perbaikan? ‘’Ya, berarti mereka (Uni Eropa, red) belum percaya pemerintah bisa tangani industri penerbangan dengan baik,’’ jelasnya.(wir/uli)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

saya setuju dengan presiden kita,negara kita harus tegas terhadap negara lain,,jangan sampai kebudayaan kita dicomot sm negara tetangga

Anonim mengatakan...

gw setuju jg tuh

Anonim mengatakan...

saya jg bingung,akhir-akhir ini byk sekali malapetaka yang menimpa kita treutama bidang transportasi